Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Aduh, Bikin Pusing! Begini Pola Asuh Tepat untuk Anak Berkepribadian Koleris

Pola Asuh yang Tepat untuk Anak dengan tipe Kepribadian Koleris

Pixabay

Kids and Parenting - Memiliki anak dengan kepribadian koleris perlu banyak sekali stok sabar, ya. Sebagai orangtua kita harus pintar-pintar mengendalikan dan membaca situasi agar tidak menimbulkan konflik dengan anak.

Anak koleris adalah anak yang umumnya memiliki kemauan keras, temperamen yang pastinya teguh pada pendiriannya. Karena teguhnya pendirian yang dimilikinya, anak koleris cenderung sulit diatur, mereka merasa memiliki pemikiran sendiri yang harus dilakukan. Tak jarang, orangtua sering kewalahan menghadapi tipe anak koleris yang hampir selalu ingin dituruti kemauannya.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, koleris adalah kepribadian atau temperamen yang cenderung keras, tidak mengenal basa-basi, dan cukup dominan dalam beberapa hal.

"Biasanya anak yang punya sifat koleris itu memiliki sifat yang cenderung muncul adalah to the point, punya sifat yang dominan, dan cukup tegas. Mereka tidak suka bertele-tele dan punya kemauan yang harus diperjuangkan," jelas psikolog Ikhsan.

Anak koleris ini kurang pandai berbasa basi, sehingga sering to the point akan sesuatu, sikapnya tegas. Tidak suka diatur karena tipe koleris ini lebih suka mengatur, jiwa kepemimpinannya cukup tinggi, sehingga untuk mengarahkan anak koleris bukanlah dengan cara menyuruhnya, menyalahkan atau melarangnya langsung saat itu juga.

Anak koleris ini ingin pendapatnya selalu didengarkan dan ini sering menjadi permasalahan antara anak dan orangtua. Sebaiknya orangtua tidak langsung menyalahkan atau melarang anak, apalagi tanpa alasan yang jelas, sudah pasti anak akan menolaknya mentah-mentah. Yang dikhawatirkan justru memantik pertengkaran antara anak dan orangtua.

Pixabay

Temperamen yang dimilki anak bisa juga disebebkan oleh perilaku orangtua. "Faktornya anak bisa seperti ini paling utama karena pola asuh orang tua yang bisa juga keras dan ingin orang tuanya didengarkan, sehingga membentuk anak untuk meniru atau modelling dari orangtuanya yang seperti itu," jelas Ikhsan Bella.

Sikap keras ini juga bisa terbentuk karena orang disekelilingnya terutama orangtua. Ketika anak dibesarkan dilingkungan yang keras, ,maka akan terbentuk juga karakter keras pada anak, itu sebabnya kita sebagai orangtua harus bisa menjadi role model yang baik, agar anak tumbuh mejadi anak yang kita harapkan. Bukan hanya berharap anak tumbuh menjadi anak yang baik, tapi kita juga harus menjadi orangtua yang baik terlebih dahulu.

Menghadapi anak dengan kepribadian koleris harus lebih berhati-hati dan memilih pola asuh yang tepat agar bisa dikendalikan. Pola asuh yang tepat untuk anak koleris adalah autoritatif dimana orangtua lebih banyak mengajak anak diskusi dan mencari solusi bersama, sehingga anak merasa dihargai dan didengarkan pendapatnya. Dengan begitu bisa meminimalisir sebab pertengkaran antara anak dan orangtua.

Dilansir dari VeryWell, psikolog Diana Baumrind memberikan contoh pola asuh autoritatif sebagai berikut:

· Ortu harus punya aturan yang disiplin, apabila dilanggar harus konsisten.

· Membiarkan anak-anak mengutarakan pendapat mereka.

· Mendorong anak-anak untuk berdiskusi mengenai pilihannya.

· Orang tua bersikap hangat kepada anak.

· Orang tua mengajarkan anak untuk mandiri.

· Berusaha mendengarkan anak.

· Memberikan batasan, konsekuensi, dan harapan yang berhubungan perilaku anak-anak.

Pixabay

Allfams - Anak koleris ini ingin selalu dilibatkan dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Pendapatnya ingin tersampaikan dan didengarkan. Jika dalam pemecahan masalah anak koleris tidak dilibatkan sama sekali dan hanya menerima hasil akhir, mereka bisa merasa sangat tidak dihargai, menolak atau berangsur memilih tidak lagi peduli.

Ini sebabnya kita harus bisa menundukkan ego, anak yang keras tidak bisa dididik dengan kekerasan agar menurut. Tapi kita harus melunakkan dengan kelembutan dan pengertian, anak koleris yang merasa dihargai dan dimengerti akan lebih mudah menerima nasehat dari orangtua dibandingkan dengan kita memberikan ancaman dan sering memarahi mereka.

Kata kuncinya dalah anak koleris ingin selalu didengarkan pendapatnya, biarkan anak ini tumbuh dengan ketegasannya, dengan catatan tidak boleh egois, harus bisa memikirkan kepentingan oranglain dan jangan lupa dengan konsekuensi yang akan didapatkan dari pilihannya yang kuat.

Karena anak koleris biasanya akan terus merasa penasaran jika belum mencoba dan mendapatkan jawaban sesuai dengan harapannya. Maka penting bagi kita untuk bisa mengajarkan pada anak agar siap dengan segala konsekuensi dan resiko yang akan dihadapinya setelah memutuskan sesuatu. Sehingga anak bisa tumbuh lebih bertanggungjawab dan lebih mempertimbangkan dampak-dampak yang akan didapatnya suatu hari nanti.

Orangtua dianjurkan agar lebih fleksibel dalam mendidik anak koleris. Orangtua juga harus mengajarkan anak untuk memahami lingkungan sekitarnya. Agar empatinya terbentuk, lebih peka dengan keadaan sekitar, peduli akan sesama tidak hanya fokus dengan dirinya sendiri.

Jika empati anak tidak dibentuk sejak kecil, maka dia akan fokus dengan dirinya sendiri dan tumbuh menjadi anak yang egois. Tekankan bahwa hidup di dunia ini membutuhkan orang lain, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Sehingga kita juga perlu peduli dengan lingkungan sekitar terutama dengan orang-orang terdekat kita.

Pixabay

Kids and Parenting - Anak koleris ini tentunya bersebrangan dengan anak melankolis yang lebih menggunakan perasaaannya. Anak koleris lebih keras dan tegas. Mereka juga suka mengatur, salah satu watak seorang koleris yang suka memimpin sesuatu. Anak koleris juga berkemauan keras, jka sudah menginginkan sesuatu maka harus bia mendapatkannya dengan segala cara.

Seadainya anak-anak ingin bermain hujan-hujanan atau ingin bermain sepeda saat cuaca sangat terik lalu orangtua melarang, namun karena watak kolerisnya ini dia akan berupaya bagaimana caranya agar bisa bermain hujan-hujanan atau bersepeda di siang hari. Sering kita jumpai anak yang ketika meminta sesuatu lebih memilih menangis kencang dari pada harus menunda apa yang di inginkannya? Namun saat orangtua memberikannya tangisnya bisa reda seketika itu juga.

Anak koleris memang rasa ingin tahu dan memiliki sifat juang yang tinggi untuk bisa meraih apa yang di inginkannya. Apapun akan dilakukan agar rasa penasarannya bisa terjawab saat itu juga. Jikapun terpaksa untuk menunda hasratnya akan sesuatu, biasanya mereka akan menuntut alasan yang sesuai dengan logikanya mengapa tidak bisa dan tidak boleh.

Anak koleris bukanlah anak yang akan menerima dan pasrah begitu saja dengan larangan yang diberikan orangtuanya. Karena baginya rasa ingin tahunya ingin segera diwujudkan. Mereka cenderung keras kepala, lebih suka mengatur dibandingkan di atur. Maka tidak heran jika anak koleris ini lebih sering memperjuangkan pendapatnya dan baru mau berhenti jika mendapatkan jawaban yang dirasa cukup untuk menjawab pertanyaannya.

Pada dasarnya semua anak itu baik, kita hanya perlu belajar pola asuh yang berbeda untuk menghadapi kepribadian anak yang belum tentu sama dengan kita. Anak-anak mengajarkan kita untuk bisa lebih berempati dan tidak egois, tidak semua kemauan orangtua harus dituruti, kita belajar untuk mau mendengarkan pendapat anak-anak, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka suka dan apa yang mereka tidak sukai.

Post a Comment for " Aduh, Bikin Pusing! Begini Pola Asuh Tepat untuk Anak Berkepribadian Koleris"