Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Stop! Hindari Curhat Perihal Rumah Tangga kepada Orangtua, Ini Alasannya

Jangan Curhat dengan Orangtua

Pixabay

Wedding
- Saat seseorang sudah menikah, baik laki-laki atau perempuan, hampir 90 persen hal yang dibahas adalah mengenai persoalan dalam rumah tangganya. Entah itu membahas tentang hal-hal baik atau hal-hal yang kurang baik dalam rumah tangga. Sementara dalam kehidupan pernikahan sendiri tidak selamanya akan berjalan mulus, tidak selamanya akan happy-happy terus. Akan selalu ada konflik yang bermunculan. Mulai dari konflik-konflik kecil sampai konflik besar. 

Kita tentu sering sekali mendengar nasihat ini, “Kalau sudah menikah, usahakan untuk tidak mudah menceritakan masalah rumah tangga ke orang luar. Jangan mudah mengumbar aib suami dan aib rumah tangga.” Akan tetapi, sebagai manusia biasa tentunya kita juga butuh untuk didengarkan, butuh tempat untuk berkeluh kesah, mengeluarkan unek-unek yang mungkin sudah lama dipendam. 

Namun, biasanya seseorang yang sudah menikah sering kali merasa bingung untuk mencari teman berbagi, sekadar berkeluh kesah tentang masalah yang dihadapi. Mereka merasa takut justru akan mengumbar aib suami atau istri. Bahkan untuk curhat ke teman dekat atau sahabat pun kadang merasa tidak enak. 

Ketika sudah buntu, merasa sudah stres dengan masalah yang dihadapi, sementara teman berbagi tidak ada, seseorang akan memilih untuk curhat perihal masalah rumah tangganya pada orang tua. Ya, tidak ada pilihan lain karena dirasa sudah buntu, sehingga curhat pada orang tua menjadi jalan satu-satunya. Akan tetapi, apakah curhat pada orang tua itu boleh? 

Jawabannya adalah lebih baik hindari. Sebisa mungkin jangan menceritakan masalah rumah tangga kita pada orang tua. Mengapa demikian? 

1. Bisa Membuat Orang Tua Sedih

Pixabay

Setiap orang tua pasti akan sedih ketika melihat anaknya tidak baik-baik saja. Saat kita menceritakan tentang masalah yang terjadi, apalagi ceritanya sampai nangis-nangis bombai, sudah pasti orang tua kita akan ikutan sedih. Sebagai anak, seharusnya kita menjaga hati orang tua, berusaha membuat orang tua hanya mendengar hal-hal bahagia tentang rumah tangga anaknya. Bukan malah sebaliknya, menceritakan masalah rumah tangga terus-terusan sehingga orang tua ikut bingung dengan masalah yang kita hadapi, yang orang tua kita sendiri tidak tahu menahu bagaimana awalnya masalah tersebut bisa terjadi. 

Kalau sedikit-sedikit kita cerita pada orang tua, lapor pada orang tua tentang masalah sekecil apapun yang kita hadapi, kapan kita dewasanya? Bukankah menikah dan berumah tangga adalah pilihan kita sendiri? Seharusnya, saat ada masalah pun harus dihadapi sendiri, bukan langsung lapor ke orang tua. 

Usahakan untuk menyelesaikan masalah tanpa harus mengadu pada orang tua. Karena saat memutuskan untuk menikah dan berumah tangga, harusnya kita sudah siap dengan segala konsekuensinya. 

2. Memicu Masalah Makin Melebar

Pixabay

Kemungkinan lain yang bisa terjadi ketika kita curhat masalah rumah tangga ke orang tua adalah memicu masalah menjadi makin melebar. Karena saat mendengar anaknya curhat tentang sesuatu yang membuatnya sedih atau kesal, tak jarang orang tua akan menceritakan hal tersebut pada saudaranya. Saudara yang tidak pengertian dan mudah terpancing emosinya ini nantinya bisa ikut campur dan masuk dalam masalah rumah tangga kita. Hem ... bisa makin melebar ke mana-mana pastinya. 

3. Privasi Rumah Tangga Terganggu

Pixabay

Ada beberapa hal yang sebaiknya menjadi privasi kita. Salah satunya adalah perihal hubungan—rumah tangga. Maksudnya, segala sesuatu yang terjadi dalam rumah tangga kita cukuplah kita dan pasangan saja yang tahu. Tidak perlu terlalu diumbar karena memang bukan untuk konsumsi publik. 

Begitu juga dengan masalah dalam rumah tangga kita. Saat curhat masalah rumah tangga pada orang tua, seringnya yang terjadi adalah orang tua justru langsung masuk—tanpa mau mendengar inti permasalahan dari kedua belah pihak—dan ikut campur. Mereka berdalih ingin membantu menyelesaikan masalah, ingin memberikan saran, atau sekadar ingin kita memiliki hubungan seperti saat mereka masih muda dulu. Memang, niat mereka baik, tetapi masalah rumah tangga anak seharusnya sudah bukan lagi ranah orang tua. 

4. Rumah Tangga Akan Diatur Orang Tua

Pixabay

Dampak lain dari curhat masalah rumah tangga pada orang tua adalah jalannya rumah tangga kita bisa-bisa akan diatur oleh orang tua. Ikut campurnya orang tua dalam masalah rumah tangga kita bisa membuat mereka berpikir bahwa mereka juga memiliki tanggung jawab atas rumah tangga kita. Nantinya, orang tualah yang akan mengatur bagaimana cara kita menyelesaikan masalah, menunjuk siapa yang salah dan benar, bahkan sampai mendikte bagaimana kita menjalani kehidupan berumah tangga. 

Maka dari itu sebelum membuat orang tua merasa bahwa mereka punya hak untuk mengatur jalannya rumah tangga kita, lebih baik jangan libatkan orang tua dengan masalah rumah tangga kita. Terapkan batasan tentang apa saja yang boleh dan apa saja yang tidak boleh diceritakan pada orang tua. 

5. Tidak Adanya Kedewasaan Dalam Hubungan

Pixabay

Kedewasaan dalam sebuah hubungan sangatlah diperlukan. Namun, jika sedikit-sedikit melapor pada orang tua, maka sulit rasanya menumbuhkan kedewasaan dalam rumah tangga kita. Bukankah kita sudah bukan lagi anak kecil yang harus diberitahu dahulu mana yang benar dan salah? Jadi, daripada sedikit-sedikit melapor pada orang tua, lebih baik kita hadapi masalah kita sendiri. Karena nantinya dari masalah-masalah yang terjadi, kedewasaan kita akan terbentuk. 

6. Orang Tua Ilfeel dengan Pasangan Kita

Pixabay

Sering kali orang tua kita salah tangkap. Niat awal kita curhat hanyalah sekadar untuk mengeluarkan unek-unek dan berkeluh kesah. Bukan untuk memprovokasi agar mereka membenci menantunya. Dampak buruk yang terjadi adalah segala sesuatu yang dilakukan pasangan kita akan selalu terlihat salah dan buruk di mata orang tua. Lebih lucunya lagi, saat anak dan menantunya sudah baikan, orang tua justru masih menyimpan kesal pada menantu.

Hal ini bisa membuat pasangan kita merasa tidak betah dengan situasi tersebut—selalu dianggap buruk dan salah oleh orang tua kita—, terlebih lagi jika masih tinggal satu atap dengan orang tua, sehingga sering kali kasus seperti ini menjadi pemicu retaknya rumah tangga. 

Beberapa kasus perceraian yang terjadi, inti dari masalahnya adalah orang tua terlalu ikut campur masalah rumah tangga anaknya. Karena anaknya yang belum bisa dewasa, sedikit-sedikit lapor pada orang tua, sehingga orang tua akan mati-matian membela anaknya dan menyalahkan menantunya. Karena beberapa orang tua akan menutup mata tentang kesalahan anaknya. 

Pixabay

*Apa yang Seharusnya Dilakukan?* 

Yang harus kita lakukan adalah mengurangi atau bahkan tidak menceritakan masalah apa yang sedang terjadi dalam rumah tangga kita. Sebagai seseorang yang sudah menikah, seharusnya kita juga bisa bertanggung jawab atas rumah tangga kita sendiri. Sebaiknya tidak perlu lapor pada orang tua. Lebih baik belajar untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Introspeksi diri, perbaiki diri agar bisa lebih dewasa menghadapi masalah. Karena kita sendirilah yang memilih pasangan, yang memutuskan untuk menikah dan berumah tangga. Harusnya kita juga menerima apapun yang ada dalam diri pasangan. Bukan hanya mau yang enaknya saja, yang tidak enak justru diceritakan ke orang tua, sehingga membuat mereka sedih dan kesal. 

Kesimpulannya adalah, saat sudah memutuskan untuk menikah kita harus siap dengan segala sesuatu yang terjadi ke depannya. Serta semua hal yang terjadi merupakan urusan kita dan pasangan saja, tidak perlu melibatkan orang lain. Susah atau senang harus dihadapi bersama-sama. Kita tentu tidak mau, kan, terjadi perang dingin antara orang tua dan pasangan yang akan menyebabkan kesalahpahaman terus-terusan? 




Salam,

Firda Inayah

Post a Comment for "Stop! Hindari Curhat Perihal Rumah Tangga kepada Orangtua, Ini Alasannya"