Katanya Semua Anak Itu Cerdas! Tetapi Mengapa Anak Kesulitan dalam Pembelajaran, Salah Siapa?
Anak Cerdas dengan Caranya Sendiri
![]() |
| Xframe |
Kids and Parenting – Siapa yang ingin punya anak cerdas? Ada yang mau menolak jika Allah berikan anugerah anak yang cerdas? Jawabannya sudah pasti tidak perlu diragukan dan ditanyakan lagi bahwa setiap orangtua menginginkan anak yang cerdas. Tapi, Ayah Bunda, sebenarnya semua anak itu cerdas, lo.
Anak itu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda, tetapi bukan berarti bodoh jika tidak menguasai salah satunya. Anak memiliki minimal satu keunggulan yang belum tentu dimiliki oleh anak yang lain. Sebagai orangtua kita harus bisa dan pandai-pandai mencari dan mengamati potensi yang ada di dalam diri anak kita.
Yang perlu di ingat adalah temukan dan kembangkan potensi yang dimiliki oleh anak kita, jangan membentuk anak seperti yang kita mau, tapi arahkan kemampuan yang ada agar semakin terarah dan berkembang.
Mengapa kita sebaiknya tidak membentuk anak sesuai kemauan kita? Karena pada dasarnya anak sudah memiliki ketertarikan akan sesuatu. Kita sebagai orangtua hanya mengarahkan dan mencontohkan. Anak itu butuh sebuah keteladanan, ketika apa yang dilihatnya menarik perhatiannya, maka tanpa diminta anak akan melakukan hal yang sama tanpa kita minta.
Tetapi ketika kuta telah mengerahkan segala seuatu untuk membuat anak suka akan bidang tertentu dan ternyata anak tidak tertarik sama sekali, apa yang terjadi? Kita akna merasa kecewa atau bahkan marah? Lalu anak merasa tertekan dan takut untuk menolak dan sebagainya.
Jika ternyata anak tidak berani menyampaikan bahwa mereka tidak suka dengan bidang tersebut dan memilih untuk menjalaninya demi keinginan orangtua terwujud, maka selama hidupnya mereka lebuh sering merasa tertekan dan tidak bahagia.
Mengapa? Karena apa yang dilakukan sudah terasa berat bahkan sebelum menjalaninya. Baru saja memikirkan dan membayangkannya sudah sukses membuatnya merasa terbebani apalagi menjalaninya. Begitu juga sebaliknya, ketika baru membuat rencana dan membayangkan bisa melakukan sebuah bidang yang disukainya mereka sudah merasa bahagia dan akan merasa menjadi dirinya seutuhnya ketika mampu melakukan apayang dia bisa dan dia suka tanpa takut orangtuanya marah.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk bisa memaksumalkan kecerdasan yang ada dalam diri anak kita?
1. Temukan dan Kembangkan Potensi yang Ada Dalam Diri Anak
![]() |
| Xframe |
Memiliki anak yang cerdas di bidang akademik adalah sebuah impian bagi setiap orangtua. Ketika anak berprestasi di bidang akademik orangtua tentu akan merasa bangga. Hampir kebanyakan orangtua menganggap bahwa cerdas adalah ketika menjadi juara di kelas, memiliki nilai yang tinggi di raport-nya.
Padahal, setiap anak memiliki kecerdasan di bidang yang berbeda. Anak yang tidak terlalu menonjol di bidang akademik bukan berarti tidak cerdas dan bisa dikatakan bodoh. Big No! Ketika ternyata anak kita menjadi salah satu anak yang nilai akademiknya biasa-biasa saja, berarti tugas kita adalah menemukan potensi lain dalam diri anak.
Coba perhatikan ketika anak diam atau bermain sendiri, apa yang dilakukannya? Menggambar kah? Mewarnai atau senang bermain peralatan dapur misalnya. Anggaplah kita sering menemukan anak menggambar, baik di kertas, tembok, baju, sofa atau dimanapun tempat yang mereka ingin. Mungkin kita kesal karna anak coret-coret. Tapi cobalah lihat sisi positifnya, mungkin saja itu cara mereka menuangkan imajinasinya, jadi tugas kita adalah mengarahkan dimana tempat untuk menggambar dan mewarnai yang seharusnya.
Berikan fasilitas untuk emnggambar dan mewarnai seperti kertas, caryon, cat air dan sebagainya, berikan sesuatu yang sekiranya dapat menunjang perkebangannya. Kita perhatikan sebesar apa minatnya dalam dunia menggambar. Jika ternyata dalam bidang ini anak lebih menonjol, maka syukurilah dan berikan dukungan dalam bentuk apapun semampu kita.
Terus gali bakat-bakat anak yang mungkin anak belum tahu apa bakatnya dan bagaimana cara menuangkannya seperti apa dan dimana. Maka kita perlu melihat dari kacamata lain jika memang anak kita bukanlah anak yang cenderung akan sesuatu yang berbau akademik atau nilai akademiknya biasa-biasa saja.
Nilai akademik biasa-biasa saja bukan berarti mereka bodoh, ya. Mereka bisa belajar akademik seperti anak lainnya, tetapi di dalam dirinya mereka memiliki kecenderungan dan ketertarikan yang lebih pada bidang lain yaitu nonakademik. Maka, biarkan mereka menikmati kesenangannya dalam bidang tersebut, terus arahkan dan beri semangat agar anak juga merasa bangga dengan dirinya sendiri dan bahagia bisa membuat orangtua bangga dengan apa yang telah dilakukannya.
2. Turunkan Ekspektasi dan Maksimalkan Ikhtiar
![]() |
| Xframe |
Saat kita memberikan target kepada anak untuk sebuah pencapaian baik dalam bidang akademik ataupun non akademiknya. Jangan lupa bahwa ada proses yang harus dihargai, sebagaimana perjuangannya selama ini hingga berada di titik ini. Bagaimana usahanya untuk bisa tetep semangat hingga akhir.
Bukan hanya kita, tetapi mereka pasti menginginkan hasl terbaik, tetapi mereka yang menjalani lebih menginginkan, tetapi setiap hal pasti memiliki porsinya. Tidak semua bisa menjadi pemenang, beberapa diberi kesempatan untuk belajar kembali dan beberapa diantaranya sudah lebih dulu sampai di titik kemenangannya.
Hargailah setiap usahanya, jika memang belum waktunya mereka menjadi juara, janganlah berputus asa atau sampai mematahkan semangat mereka karena kekecewaan kita. Turunkan ekspektasi, karna yang paling utama adalah mereka mampu menjadi dirinya sendiri dan mampu melawan egonya sendiri.
3. Berikan Apresiasi Untuk Sekecil Apapun Usahanya
![]() |
| Xframe |
Ketika anak mengikuti sebuah perlombaan, atau telah menjalani ujian semester di sekolah. Cobalah sesekali tanyakan bagaimana perasaanya, bagaimana persipannya dan apa saja kesulitan yang dihadapi. Coba dekati dan kenali lebih dalam tentang apa-apa yang dirasakan anak, agar kita bisa lebih memahami sebuah hasil yang anak capai. Kita bisa lebih menghargai usahanya dan tidak menuntut hasil yang maksimal.
Yakinlah bahwa anak juga sudah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuannya. Jika hasilnya ternyata belum maksimal, janganlah menghardiknya, tetapi tanyalah apa saja kesulitannya dan temanilah dalam mencari solusi hingga menyelesaikan masalah yang dialaminya.
Berikan apresiasi baik dengan dengan ucapan maupun dengan memberikan hadiah kecil. Dengan begitu anak akan merasa senang telah dihargai usahanya dan menumbuhkan semangat untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Anak juga merasa semakin nyaman untuk berbagi keluh kesah kepada orangtua karena tidak takut dimarahi tetapi bisa sama-sama mencari solusi dan mendapatkan dukungan.
4. Tetap Dan Selalu Bersyukur
![]() |
| Xframe |
Bersyukurlah bagaimanapun anak kita. Anak-anak istimewa dengan caranya sendiri. Jangan bandingkan anak kita dengan anak manapun dan siapapun, karna anak kita bukan mereka dan anak kita berbeda dengan keunggulannya.
Banggalah dengan sedikit banyaknya hal yang telah diraihnya, setiap anak pasti ingin selalu menjadi kebanggaan orangtuanya. Jadilah sahabat bagi anak-anak, bukan hanya bisa memberi nasehat tapi lupa untuk mendengarkan kisah mereka seharian.
Bersyukurlah maka kedekatan dengan anak akan terjalin, anak akan berusaha menjadi anak yang baik untuk kita dengan caranya. Dengan mereka merasa berharga dan dicintai, maka dengan senang hati mereka juga akan berusaha untuk tumbuh menjadi anak yang menyayangi orangtuanya.
Bagaimanapun caranya ingin selalu menjadi kebanggaan orangtua tanpa harus kita paksa dan mneyakiti hatinya juga tidak membebani mereka dengan mimpi-mimpi kita yang belum mampu kita wujudkan.





Post a Comment for " Katanya Semua Anak Itu Cerdas! Tetapi Mengapa Anak Kesulitan dalam Pembelajaran, Salah Siapa?"