Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Dampak Serius Bercanda dengan Anak, Orangtua Harus Hati-Hati!

Dampak Negatif Bercanda

Pixabay

Kids and Parenting - Bercanda bersama si kecil bisa menjadi salah satu bentuk ungkapan rasa sayang orang tua terhadap anak-anaknya. Bercanda juga menjadi salah satu cara untuk membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Bahkan sebagai orang dewasa, kita dianjurkan untuk lebih sering bercanda dengan keluarga, terutama dengan anak-anak. 

Selain menjadi salah satu cara untuk membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, bercanda juga dapat membantu meningkatkan rasa bahagia dan rasa percaya diri pada anak loh. Untuk itu sering-seringlah bercanda bersama anak-anak, karena tidak enak rasanya jika hidup kita terlalu serius. 

Namun, sebagai orang tua kita sering tidak sadar jika bercandaan yang kita ucapkan melukai hati anak-anak, sehingga hal ini membuat mental mereka melemah. Kita sering kali menyepelekan perasaan anak-anak, padahal sebenarnya kita sudah tahu dan paham betul jika anak-anak sama seperti orang dewasa, memiliki perasaan yang kadang justru lebih sensitif dibanding kita. Anak-anak tentu akan merasa terganggu saat mendapat candaan yang melukai perasaan mereka. Sama halnya dengan kita sebagai orang dewasa, sangat tidak nyaman bukan ketika mendapat candaan yang cukup mengganggu? Jadi, mulai sekarang, jangan ucapkan lagi candaan-candaan yang menyakiti hati mereka seperti candaan berikut: 

1. Bercanda Soal Fisik 
Pixabay

“Nggak mau gendong Kakak ah, Kakak sekarang gendut. Bunda nggak kuat, berat.” 

“Kakak kok kurus banget ya? Kelihatan banget tulangnya, kayak tengkorak.” 

“Bunda sama Ayah hidungnya mancung, Kakak hidungnya pesek sendiri, kira-kira mirip siapa ya, Kak?” 

Bunda dan Ayah, mungkin kalimat-kalimat tersebut terdengar sepele di telinga kita karena memang di masyarakat, candaan seperti itu kerap dilontarkan orang tua pada anak-anaknya. Akan tetapi, pernahkah kita memikirkan bagaimana perasaan anak-anak kita saat mendengar ucapan-ucapan tersebut? Memang itu bukanlah hal yang serius, tetapi bukankah itu bisa melukai perasaan mereka? Kita sebagai orang dewasa saja, jika terus-terusan dibercandai dengan membahas fisik lama kelamaan akan sakit hati, bahkan langsung minder, kan? 

Selain itu, bercanda soal fisik juga termasuk body shamming loh. Apabila bercandaan seperti ini terus menerus dilakukan, bisa jadi anak tumbuh menjadi pribadi yang pemalu, tidak percaya diri, dan lebih mirisnya lagi bisa membuat mereka depresi. Mulai sekarang jangan bercanda soal fisik lagi ya, Ayah dan Bunda. 

2. Candaan yang Menimbulkan Rasa Cemburu 

“Mau punya adik ya? Nanti kalau adiknya lahir, semua pasti lebih sayang sama adik kamu loh.” 

“Kakak kalau susah dibilangin, nanti nggak diajak main lagi loh, biar Adik aja yang diajak.” 

“Kakak tuh cengeng ya, Bunda jadi nggak suka ajak keluar, mending ajak adik aja, anteng.” 

Bercandaan dengan cara seperti itu juga terdengar sangat familiar di telinga kita. Saking familiarnya, bercandaan semacam itu dianggap lumrah oleh masyarakat kita. Tahukah Ayah dan Bunda jika bercandaan seperti itu bisa memunculkan perasaan negatif terhadap saudara kandung sendiri? Seperti rasa iri, cemburu dan perasaan-perasaan negatif lainnya. 

Cara bercanda seperti ini bisa membuat hubungan antara Kakak dan Adik menjadi tidak harmonis karena adanya rasa cemburu. Bunda dan Ayah, pernah nggak sih, dengar cerita-cerita tentang seorang Kakak yang membenci adiknya, bahkan berusaha untuk menyakiti sang adik, padahal adiknya baru saja dilahirkan? Nah, itu adalah salah satu dampak dari candaan yang kita ucapkan, yaitu candaan yang menimbulkan rasa cemburu. 

3. Bercanda untuk Menakut-nakuti 
Pixabay

“Kalau kamu main terus di luar, nanti diculik hantu loh.” 

“Kamu kalau tidur sendiri nanti didatangi hantu loh.” 

“Jangan ke kamar mandi sendiri deh, nanti diikutin hantu.” 

Hayo, Bunda dan Ayah, siapa nih yang biasanya suka menakut-nakuti anak-anak supaya mereka nurut? Meski cara ini dianggap efektif untuk membuat si kecil menurut terhadap orang tuanya, tetapi membuat mereka menurut dengan cara ini sangat tidak tepat ya. Namanya ditakut-takuti, sudah pasti bakal takut, kan? Jangankan anak-anak, orang dewasa saja kalau ditakut-takuti langsung merasa takut juga. 

Bunda dan Ayah, menakut-nakuti anak memang terkesan sangat sepele, ya. Akan tetapi, dampaknya dapat membuat si kecil tumbuh menjadi anak yang penakut loh. Takut tidur sendiri, takut gelap, takut ke kamar mandi sendiri, dan lain-lain, sehingga nantinya kita juga yang akan repot menghadapi ketakutan-ketakutan mereka. 

4. Menjadikan Kebohongan Sebagai Candaan 

“Iya, besok kalau ke mall kita beli ya.” 

“Besok Bunda beliin deh yang lebih banyak.” 

Namun, setelahnya semua itu hanya sebatas omongan alias bohong belaka. Siapa yang tidak kecewa kalau ternyata harapannya dijatuhkan sejatuh-jatuhnya? Meski masih kecil, anak-anak juga akan merasa sangat kecewa saat tahu ternyata apa yang diucapkan oleh orang tuanya hanya kebohongan belaka. Dampaknya bisa menimbulkan trust issue pada anak loh, Yah, Bun. Tidak hanya itu saja, anak-anak juga akan berpikir dan mengambil kesimpulan jika berbohong bukanlah sesuatu yang buruk, sehingga membuat mereka sering melakukan kebohongan. 

Kebiasaan seperti ini jangan dilanjutkan lagi ya, Bun, Yah. Karena nantinya akan memberikan dampak yang buruk bagi pertumbuhan si kecil. 

5. Bercanda yang Membandingkan 
Pixabay

“Masa gitu aja kamu nggak bisa sih, Kak? Adik aja yang masih kecil udah bisa loh.” 

“Kamu tuh jorok banget sih, Kakak aja kamarnya selalu rapi, bersih, wangi. Nggak kayak kamu.” 

“Nilai kamu kok segini sih, Kak? Masa kamu kalah sama teman sebangku kamu.” 

Bunda dan Ayah kira-kira suka atau enggak sih kalau dibanding-bandingkan? Pastinya tidak suka ya. Kita yang orang dewasa aja rasanya sebel banget kalau dibanding-bandingkan, apalagi anak-anak yang dari segi mental saja masih belum stabil. 

Bisa jadi tanpa sepengetahuan kita, mereka diam-diam menangis. Merasa kecewa, merasa gagal, dan merasa tidak bisa menjadi apa yang orang tuanya inginkan. Ingat ya, Bunda dan Ayah, anak-anak juga sangat pandai loh menyembunyikan kesedihan dan kekecewaan mereka dari orang tuanya. 

All Fams - Pada dasarnya, bercanda itu baik kok. Akan tetapi, dalam bercanda tetap harus tahu aturan dan batasan ya. Apalagi jika bercandanya bersama anak-anak. Jangan sampai kita melukai perasaan mereka dengan bercandaan yang kita ucapkan. Karena sering kali sebagai orang tua kita tidak sadar bahwa anak-anak acap kali terluka dengan ucapan orang tuanya. Entah ucapan yang bersifat serius atau dalam hal bercanda. 

Mulai sekarang, jangan lakukan lagi bercandaan-bercandaan yang berpotensi membuat anak-anak menjadi sedih dan kecewa ya, Bun, Yah. Jangan sampai kita membuat anak-anak kita sendiri merasa sedih karena bercandaan kita yang kurang baik. Yang harus Ayah dan Bunda ingat adalah sekecil apapun yang kita lakukan atau ucapkan akan turut mempengaruhi pertumbuhan anak. Besar atau kecil, nantinya akan memberikan dampak terhadap sikap mereka. 

Mari, kita ciptakan candaan yang membuat si kecil merasa bahagia, dihargai, disayangi, dan dicintai. Dengan seperti itu, maka hubungan antara orang tua dan anak bisa menjadi lebih harmonis. Karena memiliki keluarga yang harmonis adalah impian semua orang. Dan hubungan yang harmonis adalah kita sendiri yang menciptakan. 


Penulis : Firda Inayah
Edit

Post a Comment for "Dampak Serius Bercanda dengan Anak, Orangtua Harus Hati-Hati! "