Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jangan Panik! Inilah 5 Cara Mengatasi Body Shaming pada Anak, Apa Saja?

Tips Menghadapi Body Shaming


Pinterest


Kids and Parenting - Body shaming merupakan salah satu bentuk bullying. Menjelek-jelekkan secara fisik. Tidak pandang siapa dan di mana. Pelaku body shaming kerap terjadi di mana-mana tanpa melihat lagi siapa korbannya. 

Biasanya, body shaming dilakukan antara sadar dan tidak sadar. Sudah terbiasa mengomentari sesuatu. Sehingga jika ada suatu hal yang dianggap tidak wajar dan tidak biasa, akan terasa ada yang kurang jika tidak berkomentar. 

Terkadang hal ini justru dijadikan hal candaan, tidak peduli apakah yang bersangkutan sakit hati atau tidak. Berkomentar dan memberikan saran, seakan-akan mereka belum melakukan apa-apa. Komentar mereka lebih banyak menyalahkan, menjatuhkan dan menggurui. Pelakunya seakan menjadi yang paling tahu dan paling pintar. Tidak mempertimbangkan bagaimana dan seperti apa usaha yang dilakukan oleh korban. 

Body shaming biasanya cukup sering menimpa orang tua yang memiliki anak kecil. Usia dibawah sepuluh tahun, misalnya. Masa-masa pertumbuhan ini kerap dijadikan ajang untuk menilai fisik anak, membandingkan-bandingkan dan tidak jarang juga mencela. 

Jika korban adalah anak, maka orang tua adalah yang paling berperan dalam berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anak mereka. Sayangnya, para pelaku bullying ini lebih sering memberikan kritikan, bukannya memberikan semangat dan dorongan. Bahkan tak jarang justru malah menjatuhkan mental para orang tua. 

Memang, netizen itu hobinya berkomentar. Banyak juga yang berkomentar positif, yang memberikan efek baik. Tapi tidak sedikit juga yang berkomentar negatif dan menjatuhkan orang lain. 

Di samping itu, orang tua sudah berupaya semaksimal mungkin. Tidak ada yang ingin anaknya memiliki kekurangan. Baik terlalu kurus, terlalu gemuk, atau bentuk tubuh yang tidak ideal lainnya. Tapi, semua ini adalah ciptaan Allah. Takdir yang menjadikan anak mereka demikian. 

Sebagai orang tua, tentu mereka akan berusaha memberikan yang terbaik, semampu mereka. Terlepas dari itu semua, tentu mereka berusaha menerima dan ikhlas atas ujian yang diberikan Allah, terlebih bagi yang memiliki anak 'istimewa'. 

Jika kita sebagai orang terdekat tidak bisa membantu, maka jangan sakiti mereka dengan tingkah laku dan lisan kita. Mereka pasti sudah cukup merasakan suka duka dalam merawat anak-anak mereka. Berikan support kepada mereka, hibur mereka, bukan malah menjatuhkan mereka dan menjadikan mereka mengeluhkan hidupnya dan tidak bersyukur dengan segala yang mereka miliki. 

Membahas body shaming itu tidak ada habisnya. Karena biasanya body shaming justru kita dapatkan dari orang terdekat. Tapi, tidak sedikit juga orang yang tidak mengenal kita dengan baik melakukan hal tersebut. 

Mengalami body shaming cukup mengganggu mood. Ini berlaku bagi orang-orang yang perasa. Sedangkan bagi orang-orang yang tergolong cuek, mungkin lebih bisa 'bodo amat', ya. Tapi jika terlalu sering, cukup mengganggu psikis yang bersangkutan. 

Body shaming sama saja dengan menghina ciptaan Allah. Segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ciptaanNya. Allah memiliki alasan dan tujuan mengapa menciptakan sesuatu yang berbeda, yang terlihat baik maupun terlihat buruk di mata manusia. 

Untuk menghadapi semua itu, coba yuk, lakukan beberapa tips di bawah ini: 

1. Diamkan Pelaku Body Shaming

Terkadang, ada masanya kita tidak perlu lelah menghabiskan waktu untuk meladeni komentar-komentar negatif dari orang lain. Diamkan saja, nanti juga mereka akan lelah dan berhenti sendiri. 

Sayang sekali waktu yang kita miliki hanya untuk meladeni lisan mereka yang tajam dan tidak berperasaan. Mungkin saja itu sudah suatu kebiasaan, sehingga mereka akan merasakan ada kurang jika tidak berkomentar. Jadi lebih baik kita simpan energi kita untuk sesuatu yang lebih positif. 

"Kok anaknya kurus banget, ya? Nggak doyan makan?" 

Ada yang pernah mengalami komentar demikian? Padahal, kriteria sehat tidak harus gemuk. Karena memang ada beberapa orang yang memang memiliki badan yang lebih kecil. Tapi, kecil bukan berarti tidak sehat dan tidak makan. 

Diamkan saja, atau berikan senyum yang manis, juga bisa. Kalau mereka manusia normal, insyaallah diam dengan sendirinya karena tidak ada tanggapan. 

2. Jawab Saja 'Iya' Supaya Mereka Segera Diam 

Tidak jarang orang menilai itu tanpa mau tau sebab dan akibat. Terkadang mereka langsung memberi kita saran untuk melakukan ini dan itu. Jawab saja, 'Iya' supaya mereka senang dan kita tidak perlu mendengar terlalu panjang komentar yang mengganggu mood kita. 

"Nggak minum susu ya? Pantesan kurus banget. Coba minum susu DEFG, anakku minun itu badannya seger." 

Jawab saja, 'Iya' saran yang mereka berikan, dari pada menjelaskan panjang lebar, sudah lelah, belum tentu mereka mengerti. Bisa saja, justru nanti bisa makin panjang dramanya. 

3. Berpura-puralah Tidak Paham

Pura-pura tidak paham kadang perlu juga. Biasanya salah satu dari mereka ada, bahkan banyak yang sangat informan dan serba tahu. 

"Kok rambutnya nggak tumbuh-tumbuh? Sering-sering dipotong biar cepet panjang?" 

Pernah mendengar komentar ini? Sepanjang Bunda Fams tahu, panjang pendeknya rambut tidak ada hubungannya dengan potong rambut. Pertumbuhan setiap anak itu berbeda, ada yang rambutnya lebat, ada juga yang sangat tipis meski sudah memakai minyak rambut dan shampo. 

Kita bisa menjawab singkat dengan pura-pura tidak paham seperti ini misalnya: 

"Oh, bisa gitu ya?" 

"Masa sih? 

4. Balas dengan Bercanda Para Pelaku Body Shaming

Tidak perlu diambil hati. Terkadang kita juga perlu bersikap santai, anggap saja komentar itu hanya sebuah candaan. Kita pun bisa menjawabnya dengan santai dan bercanda. Beberapa orang yang melakukan body shaming beralasan bercanda, maka tidak ada salahnya kita ikuti alur mereka dengan bercanda yang bisa menjadikan mereka paham, bahwa tidak semua hal bisa dijadikan bahan candaan. 

Santai saja, jangan terbawa suasana dan langsung emosi. Lebih baik cari bahasa yang pas untuk menjawab dengan candaan yang cukup membuat mereka diam. 

"Kok item banget sekarang, sering panas-panasan, ya?" 

Kalau misalkan iya, kenapa? Hehe. Pasti cukup sering, ya, Bunda? Sudah bukan hal asing lagi mengomentari warna kulit. Padahal, hitam juga bukan berarti kotor dan tidak sehat. 

Kita bisa menjawab santai seperti ini misalnya: 

"Iya Tante, kan biar sama kayak Tante." 

Kira-kira marah nggak, ya? Jawaban seperti ini cukup membuat raut wajah berubah dengan cepat. Jika tidak ingin disakiti perasaanya oleh orang lain, maka janhan menyakiti perasaan orang lain. 

5. Bungkam Pelaku Body Shaming dengan Jawaban Skakmat

Ada kalanya para pelaku body shaming harus dibuat bungkam. Karena tidak semua orang bisa mengerti dengan balasan yang halus. Beberapa dari mereka harus dibalas dengan blak-blakan agar paham. 

Bisa juga kita jadi lebih mengerikan dalam berkomentar. Kadang ada beberapa netizen yang butuh dibungkam agar tidak berkelanjutan menyakiti hati orang lain. Golongan seperti ini harus ditindak tegas, agar tidak menyepelekan, merendahkan dan terus menyakiti. Jika dengan diam tidak menjadikan sadar, maka tegas adalah sebuah tindakan agar paham. 

"Anaknya emang nakal, ya?" 

Kita bisa menjawabnya dengan pedas, padat dan jelas. 

"Tante kok, paham banget sama anak nakal? Pengalaman pribadi, ya?" 

Atau bisa juga seperti ini: 

"Iya nih, kayaknya ikut-ikutan anak Tante, jadi nakal, deh." 

Kalau berani coba, mungkin lawan bicara kita sudah kesal. Tapi tidak sadar sudah membuat orang lain kesal. 

Jika body shaming sudah menjadi kebiasaan, mungkin orang-orang yang demikian perlu dibuat untuk bungkam agar tidak lagi menghina ciptaan Allah. Karena bagaimanapun juga, terlalu sering mengomentari fisik orang lain, akan sangat menyakiti hatinya. Lagi pula, bukan kapasitas kita untuk mengomentari hal tersebut. Kita hanya hamba Allah, Allah yang menciptakan sedemikian rupa, kita hanya bisa menjaga dan bersyukur atas segala yang Allah berikan. 

Itu tips sederhana untuk menjawab body shaming dari netizen yang menyakitkan. Kalau Bunda Fams sendiri lebih sering diam. Tapi, kalau sudah terlalu sering, ya skakmat-in saja. Kalau Bunda, tim nomor berapa? 

Semoga bermanfaat. 
Semangat menyayangi, Bunda Fams. 

Sumber : Opini Pribadi.

3 comments for "Jangan Panik! Inilah 5 Cara Mengatasi Body Shaming pada Anak, Apa Saja?"

  1. Udah kena body shamming sejak dini. Sad sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yups, aku juga mengalamin itu, bahkan anak dibandingkan itu di sejajarkan, dulu baperan cm bisa nangis, sekarang nggak dong, semangat terus ya, Kak.

      Delete
  2. Body shamming memang paling menyakitkan

    ReplyDelete