Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Ingin Menikah? Persiapkan 5 Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk ke Kepelaminan!

Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Memutuskan Menikah 

Pinterest

Wedding - Menikah merupakan keputusan yang cukup berat. Menikah adalah perjalanan kehidupan berumah tangga bersama pasangan halal. Dalam menjalani bahtera rumah tangga, tentu banyak hal yang harus disiapkan. Karena menikah tidak selalu seindah postingan di instastory-instastory yang bertebaran. Tapi, menikah juga tidak mengerikan. Menikah butuh banyak persiapan dan kesiapan. Bukan sekedar mau, tapi juga mampu. 

Menikah itu tidak sekedar menyiapkan acara akad dan resepsi. Tidak selesai sampai disitu, itu adalah awal, bukan akhir perjuangan. Karena setelah menikah, berarti kita sudah siap untuk menghabiskan waktu bersama dengan orang yang sama setiap harinya. Menghadapi karakter dan kebiasaan yang berbeda. Menghabiskan waktu untuk ibadah terlama dengan orang yang sama. 

Menikah itu menyatukan dua kepala, dua kepribadian, dua ego. Tidak hanya kedua mempelai saja yang disatukan, tapi juga kedua belah pihak keluarga. Setelah menikah, maka kita juga siap beradaptasi dengan keluarga pasangan kita. 

Menikah harus mapan? Setuju? 

Menikah setelah mapan? Memang sangat baik, tapi kemapanan bukan tolak ukur untuk menuju jenjang pernikahan. Jika mapan menjadi patokan seseorang untuk menikah, maka akan berapa banyak seseorang yang menyandang status single? Sedangkan, tidak semua orang bisa sukses dan mapan di usia muda. 

Ada yang meraih kemapanan setelah menikah. Merintis usaha dari nol bersama pasangan. Bersakit-sakit dahulu, merasakan pahitnya kehidupan sebelum meraih kesuksesan. Hidup sederhana, makan apa adanya, menabung, jarang pergi bertamasya dan bersabar menghadapi setiap cobaan. 

Memang, tidak dipungkiri, materi itu dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Menikah saat mapan tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri. Bisa mewujudkan pernikahan impian bersama pasangan. Melakukan perjalanan bulan madu, memiliki hunian yang mewah dan nyaman. Penghasilan yang besar dan lain sebagainya. Tentu semua menjadi dambaan setiap orang. 

Tapi perlu di ingat. Tidak semua orang memiliki takdir yang sama. Tidak semua orang meraih kesuksesan dan kemapanan yang sama. Ada yang lebih penting untuk dipersiapkan selain kemapanan sebelum memutuskan untuk menikah. Apa saja, ya? Yuk, kita simak! 

Pinterest

1. Mempersiapkan Mental Sebelum Menikah

Menikah itu harus siap mentalnya. Karena kita akan menghadapi kehidupan baru, tugas baru dan tanggung jawab yang baru. Hidup bersama orang yang baru juga bukan hal mudah, apalagi akan hidup seumur hidup dengan orang yang sama. Akan banyak perbedaan-perbedaan dari berbagai hal, mulai dari hal kecil sampai hal besar yang bisa menimbulkan keributan dan perbedaan pendapat. 

Jika kita tidak siap mental, maka akan banyak kemungkinan buruk yang terjadi selama pernikahan. Padahal, perbedaan pendapat adalah suatu hal yang wajar, kita hanya perlu mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya. 

Maka kita butuh menyiapkan mental kita. Bagaimana agar bisa bijak dengan segala perbedaan. Bagaimana bisa bersikap tenang menghadapi masalah berdua. Bagaimana bisa keluar dari masalah yang sedang dihadapi. 

Selain itu, mental kita juga harus tetap terjaga. Jangan sampai 'down'. Karena setiap perjalanan pernikahan pasti ada ujiannya. Mulai dari ujian yang ringan sampai yang cukup berat. Kita harus bersiap menjaga rumah tangga agar tetap utuh dan tidak mudah runtuh.

2. Tetap Berpenghasilan Setiap Bulan

Menikah tidak harus berpenghasilan tetap. Karena kita belum tentu menjadi Pegawai Negeri Sipil yang digaji negara. Yang perlu kita lakukan dan usahakan adalah tetap berpenghasilan. Berikhtiar dengan cara yang halal dan tetap mendapatkan penghasilan setiap bulannya. 

Sebelum menikah, kita pastikan akan ada selalu sumber pemasukan untuk kelangsungan hidup. Maksimalkan usaha dan tidak mudah putus asa. Rezeki itu sudah ada takarannya. Kita harus menjemputnya dengan usaha dan cara yang halal.

3. Mampu Bertanggung Jawab pada Keluarga

Menikah harus bertanggung jawab. Baik sebagai istri maupun sebagai suami. Suami bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga. Istri bertanggung jawab membantu suami dalam menjaga dan mengurus keluarga. 

Rumah tangga adalah tanggung jawab bersama. Baik buruknya adalah tanggung jawab berdua. Saling memenuhi kebutuhan pasangan. Memberikan yabg terbaik bagi keluarga. 

Suami adalah pakaian istri. Sedangkan istri adalah pakaian suami. Suami dan istri bertanggung jawab menjaga nama baik keluarga. Saling menjaga aib masing-masing. Saling menutupi kekurangan. Tidak mengumbar masalah yang sedang dihadapi.

Dalam perjalanan pernikahan tentu akan mengalami ujian. Sebagai pasangan suami istri harus bisa bersama-sama keluar dari masalah. Tidak membebankan pada salah satu pihak. Karena dengan menikah, semua adalah milik bersama. Tidak lagi memikirkan diri sendiri dan lebih memprioritaskan kepentingan keluarga.

4. Dapat Bekerja Sama dalam Membina Rumah Tangga

Menjadi sepasang suami istri harus saling bekerja sama. Tidak membedakan, saling bahu membahu dan membantu saat salah satu sedang mengalami kesulitan. Jangan karena merasa bukan pekerjaannya, kita lepas tangan melihat pasangan kita yang kesusahan. Jika hal ini terjadi berulang-ulang, maka bisa menimbulkan keributan. 

Suami dan istri harus saling bekerja sama. Sama-sama dalam membina rumah tangga. Menjaga rumah tangga agar tetap aman dan nyaman. Menjaga hubungan baik. Bersama-sama mendidik anak-anak, menciptakan generasi yang lebih baik.

Setelah menikah, tentu keluarga adalah prioritas. Tidak hanya memikirkan diri sendiri. Tapi juga memikirkan keluarga. Apakah sudah melakukan kewajiban dengan baik sebelum meminta hak? 

Suami dan istri sama-sama bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Saling terbuka dalam hal apapun. Tidak ada yang disembunyikan, saling bahu membahu untuk memperkuat pondasi rumah tangga agar tetap kokoh dan tidak mudah roboh.

5. Mampu Mengendalikan Ego


Menikah itu menyatukan dua kepala. Mereka memiliki ego masing-masing. Harus mau dan bisa membiasakan diri mengontrol ego. Jika ego sama-sama tinggi, sama-sama ingin selalu dimengerti tanpa mau mengerti pasangan, maka bisa saja menimbulkan perpisahan bukan sekedar keributan. 

Setelah menikah, tentu kita harus bisa mengendalikan ego kita. Mencari jalan tengah agar tidak merasa tidak mau kalah. Karena ego tidak selalu harus dimenangkan. Melainkan harus dikendalikan. 

Pernikahan itu menyatukan, bukan memisahkan. Setiap apapun yang dialami, maka harus dijalani bersama. Menjaga agar ego tetap terjaga. Karena menikah bukan lagi hanya tentang diri kita sendiri, tapi juga ada keluarga yang harus kita jaga.

Dengan menikah berarti kita harus siap untuk mengesampingkan kepentingan pribadi. Karena yang paling utama adalah keluarga. Ego yang tidak bisa dikendalikan, bisa saja menghancurkan. Hal ini sangat rentan, apalagi di usia pernikahan yang masih sangat muda.

Maka kita harus benar-benar mempersiapkan, tidak lagi memikirkan ego sendiri. Melainkan harus belajar bagaimana menaklukkan ego. Bagaimana mengendalikan ego kita. Bagaimana ego kita bisa bekerja sama untuk menjaga keutuhan rumah tangga, bukan malah menghancurkan dan merobohkan pondasi yang telah susah payah dibangun.

Bagaimana teman-teman? Sudah siap dengan lima point di atas? Jadi, mapan tidak selalu menjadi tolak ukur, ya! Karena banyak hal lain yang juga tak kalah penting untuk dipersiapkan sebelum memutuskan untuk menikah. 

Kemapanan memang menjadi harapan. Tujuan setelah berusaha dengan maksimal. Tapi dalam pernikahan, bukan hanya kemapanan yang harus dipersiapkan. Melainkan banyak hal dalam diri kita yang harus kita siapkan. 

Karena banyak juga seseorang meraih kesuksesan dan kemapanan justru setelah menikah. Karena pasangan dan anak-anak membawa rezeki. Tugas kita adalah terus berusaha dan jangan lupa bersyukur. Agar apa yang kita miliki terasa cukup. 

Menikah berarti menambah satu status. Yang berarti kita memiliki peran dan tanggung jawab yang baru. Untuk menjalani peran dengan baik, tentu banyak hal yang harus kita persiapkan. Agar nantinya kita sudah siap dengan suka duka dalam perjalanan kehidupan yang akan datang . 

Hidup itu tentu berwarna. Jalannya berliku. Akan ada masanya sulit, juga ada masanya senang. Kita hanya butuh mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan. Semangat selalu untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan segalanya.
Setuju? 

Sebenarnya masih banyak hal yang harus dipersiapkan, tapi lima point di atas cukup untuk mewakili dan menjadi hal yang harus di prioritaskan sebelum memutuskan untuk menikah.

Jika ada tambahan, bisa tambah di kolom komentar, ya. Semoga bermanfaat, barakallaahu fiikum.

Big love. Bunda Allfams.

1 comment for "Ingin Menikah? Persiapkan 5 Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk ke Kepelaminan! "